Pahlawan & Presiden di Uang Kertas Rupiah dan Kriteria yang Biasanya (?)
Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, 10 November 2020 memang cukup menarik untuk disimak. Biasa, setiap tahun, pasti keluar nama-nama pahlawan yang terbilang baru, atau yang sudah lama tercatat sejarah tapi baru diakui tahun belakangan karena terkendala kebijakan rezim.
Tapi, untuk kenal pahlawan-pahlawan kusuma bangsa, gak harus nunggu bulan kesebelas dalam Masehi kok. Ada cara lainnya untuk mengenalkan para pejuang terbaik yang telah diakui di seantero negeri, salah satunya uang yang biasa kalian pegang sehari-hari.
Nah, kalian setidaknya, pasti kalian perhatiin, atau waktu peluncuran uang baru, biasanya akan mencari tahu siapa sebenarnya mereka.
Oh ya, setelah ku dipikir-pikir lebih dalam, antara nominal dan jasa-jasa bisa jadi saling berhubungan. apalagi kalau muncul ada ungkapan yang meluncur dari jari-jari para warganet:
“Merdeka itu saat Soekarno-Hatta berbaris di dompet, jika masih Pattimura, berarti perjuangan”
Ah, sudahlah, mungkin tulisan ini hasil analisis, perkiraan saja, karena itu BIASANYA seperti itu. Entahlah, emisi berikutnya akan seperti ini atau bisa saja berubah.
Rp 100.000
Uang pecahan tertinggi yang diakui di republik ini, sudah pasti gambarnya Soekarno-Hatta. Mereka berdua itu jasanya tak tertandingi; mengantarkan Indonesia dalam alam kemerdekaan lewat Proklamasi yang dibacakannya.
Tuh lihat, ada teks Proklamasi di antara mereka berdua, namun hanya terdapat pada emisi 1999, 2004 dan 2014. Emisi 2016, teks tersebut sudah tidak dimunculkan lagi.
Kalau bukan keberanian mereka, apa jadinya negeri ini? BISA SELAMANYA AKAN DIJAJAH TERUS DAN MENDERITA!
Rp 50.000
Pecahan kedua tertinggi di negeri ini, biasanya diisi oleh pahlawan atau presiden yang sangat berjasa bagi nusa dan bangsa, malah bisa melahirkan gagasan dan mahakarya besar. Sebagai contoh, Soeharto; presiden ke-2 sekaligus Bapak Pembangunan Indonesia (1993 dan 1995), WR Soepratman; pencipta lagu Indonesia Raya (1999), dan Ir. Djuanda Kartawidjaja yang berhasil menyatukan pulau dan lautan Indonesia lewat Deklarasi Djuanda (2016).
Bahkan, pada emisi 2005, ada pahlawan dari pulau yang jadi tempat penting dan andalan wisata Indonesia, Bali, yang rela berperang habis-habisan demi keluhuran bangsa dan negara, I Gusti Ngurah Rai.
Rp 20.000
Kalian tahu siapa pahlawan pada uang di atas? Yup, Ki Hadjar Dewantara. Beliaulah Bapak Pendidikan Indonesia, yang tergambar pada uang emisi 1998. Selain itu, ada Otto Iskandar Di Nata; seorang pahlawan pejuang kemerdekaan (2004) dan Sam Ratulangi; gubernur pertama Sulawesi (2016).
Tak salah kok, pecahan Rp 20.000, nominal tertinggi ketiga di negara ini, memang berisi tokoh-tokoh penting.
Rp 10.000
Terus terang, kok pecahan Rp 10.000 gambar pahlawannya setiap emisi pada campur, eh maksudku berganti-ganti. Dari pahlawan pergerakan sekaligus emansipasi wanita kayak Kartini (1985), pejuang melawan penjajah seperti Cut Nyak Dien (1998) dan Sultan Mahmud Badaruddin II (2005), bahkan pahlawan perang dan pasca kemerdekaan macam Sri Sultan Hamengkubuwono IX (1992) dan Frans Kaisiepo (2016).
Duuh, rasanya, gak bisa ditebak deh!
Rp 5.000
Bisa dibilang, pahlawan pecahan uang Rp 5.000 pada Islami semua. Yang pertama, Teuku Umar dari Kesultanan Aceh (1986). Lalu, hampir dua dekade terakhir isinya para ulama. Tapi, perannya beda, lho.
Tuanku Imam Bonjol yang ada pada emisi 2001 juga pejuang, lain halnya dengan pahlawan emisi 2016, K.H. Idham Chalid yang seorang politikus.
Rp. 2.000
Nggak ngerti lagi kalau soal gambar pahlawan uang Rp 2.000. Yang jelas, baik Pangeran Antasari (2009) dan Mohammad Hoesni Thamrin (2016) adalah pejuang pra-kemerdekaan.
Rp 1.000
Selain Dr. Soetomo (1980), rata-rata pahlawan yang menghiasi uang kertas 1.000 adalah pejuang melawan kolonial era Belanda seperti Pangeran Diponegoro (1975), Sisimangaraja XII (1987), Kapitan Pattimura (2000), dan Cut Meutia (2016). Bertempur, bergerilya, berperang habis-habisan tak kenal kata menyerah!
Tak heran sih seperti ilmu cocoklogi, kalau memegang uang 1.000-an atau 2000-an semua, berarti masih harus berjuang lagi! Hehe.
Hmmm, kalau demikian adanya, emisi berikutnya, kriterianya bakal seperti itu atau justru bisa berubah?
Entah, Toh yang menentukan itu BI, Pemerintah, dan pihak terkait, kok.
Akhir kata, selamat Hari Pahlawan untuk semua pejuang terbaik yang gugur dan mangkat demi nama harum sang pertiwi.