ASEAN Para Games 2021(2): Plus-Minus Calon Tuan Rumah
Lagi-lagi, mirip drama Asian Games 2018 lalu, dan Vietnam kembali melakukan hal yang sama.
Akhir-akhir ini, negara itu hanya menyanggupi untuk menggelar SEA Games yang diundur pada tahun depan. Berarti, untuk ASEAN Para Games mengundurkan diri dari keterlibatannya jadi tuan rumah dong?
Bukan tanpa alasan, pandemi global menjadi biang keladinya. Atlet-atlet disabilitas tak ingin merugi untuk kedua kalinya. Udah di Filipina batal, masa’ yang berikutnya gagal lagi?
Karena itulah, ASEAN Para Sport Federation memutuskan untuk mencari tuan rumah pengganti, dan kabarnya negara kita adalah salah satunya. Tapi,kita ini tak sendirian, kok.
Kalau Thailand, nanti dulu ya, kan bisa diadakan di 2025, dua minggu setelah SEA Games di kota yang sama. Malaysia juga sudah pernah mengadakan beberapa tahun yang lalu, masa’ kota itu lagi?
Berbeda dengan Indonesia, sudah mengadakan terakhir kali sepuluh tahun lalu dan harus menunggu setidaknya sepuluh tahun lagi. Hmmm, sebuah kesempatan emas yang tak boleh menghilang begitu saja.
Sejauh ini, ada beberapa kota yang siap menggantikan Hanoi jadi tuan rumah, ada Jakarta, Palembang, Jayapura, Solo, dan akhir-akhir ini, Bandung atas usulan dari NPC Jabar. Yuk, kita kupas plus minusnya:
Jakarta
Kelebihan:
- Banyak venue yang sudah siap pakai sesuai standar internasional dan aksebilitas, warisan Asian (Para) Games 2018. Jadi tak perlu renovasi besar-besaran dan memakan banyak biaya
- Akses bandara yang luas ke berbagai negara dan dekat dengan Wisma Atlet
- Wisma atlet ada yang ramah difabel, siap digunakan
- Transportasi yang terbilang lengkap dan ada yang ramah difabel (MRT, contohnya)
Kekurangan:
- Macet (ya sudah pasti). Apa diberlakukan ganjil genap saat acara nanti seperti yang dilakukan pas Asian Games dan Asian Para Games 2018 lalu?
- Banyak venue yang dipakai buat pelatnas. Wisma atlet juga, saat ini dijadikan sebagai rumah sakit darurat untuk COVID-19
- Jakarta adalah kota dengan mobilitas tertinggi, sehingga berisiko dihantam gelombang COVID berikutnya yang bakal mengganggu jalannya perhelatan ASEAN Para Games tahun depan, jika tidak dikendalikan dengan baik.
Palembang
Kelebihan:
- Akses LRT yang gampang dari Bandara SMB II ke Kompleks Jakabaring, terlebih sudah ada fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan disabilitas. Jadi mobilitas para atlet akan lebih mudah
Kekurangan:
- Meskipun berstandar internasional, banyak venue dan wisma atlet tidak ramah disabilitas, karena sedari awal hanya dibangun untuk SEA Games 2011 dan Asian Games 2018. Mau tak mau, harus direnovasi besar-besaran
- Stadion Aquatic saat ini terlepas bagian atapnya akibat puting beliung, serta airnya berubah kehijauan
- Tempat-tempat yang dijangkau LRT tidak banyak yang mendukung kegiatan olahraga, seperti GOR. Hanya Stadion Bumi Sriwijaya yang bisa dijangkau oleh LRT
Jayapura
Kelebihan:
- Banyak venue-venue dan wisma atlet warisan PON dan Peparnas, yang tentunya berstandar internasional dan ramah disabilitas. Bisa dibilang lebih siap dibanding kota lain.
Kekurangan:
- Aksesnya terlalu jauh, penerbangan internasional harus transit 2–3 kali. Bagi atlet yang punya keterbatasan, itu bisa merepotkan.
Solo
Kelebihan:
- Pertandingan serasa di rumah sendiri, karena disitulah pelatnas dan kantor NPC Indonesia berada
- Fasilitas olahraga, akomodasi dan tempat umum sangat ramah disabilitas, dan penduduknya toleran pada orang-orang berkebutuhan khusus
Kekurangan:
- Banyak venue yang sudah tak lagi layak secara standar internasional, sehingga butuh renovasi besar
Bandung
Kelebihan:
- Ada banyak venue warisan PON dan Peparnas, juga wisma atletnya yang sudah punya aksesbilitas.
Kekurangan:
- Semua stadion yang bisa dijadikan venue atletik dan pembukaan-penutupan, dipakai oleh ajang Liga 1.
- Venue-venue sepertinya butuh perbaikan lagi sesuai standar.
Itulah plus -minus calon kota tuan rumah yang akan menggantikan Hanoi pada ASEAN Para Games ke-11. Kalau menghitung kelebihan-kekurangannya, Jakarta adalah pilihan host utama, sedangkan Jayapura hanya tuan rumah cadangan jika terjadi lonjakan COVID di Jakarta.
Nah, kota manakah yang akan ditunjuk, bergantung pada hasil rapat dan keputusan dari pusat nantinya.
Kita lihat saja.